Di tepi Sungai Deli

di tepi Sungai Deli
aku hanyutkan kisah dan mimpi yang pernah kita rancang
lebur bersama sampah, ludah, limbah
 
episode kita
memang menyisakan getir
serta keping kenangan usang
yang masih menggantung di sudut pikir
 
namun setidaknya aku lega
menyadari kau sudah tak ada di sana

Ulang tahun (makna)

Sepintas lalu, tanggal kelahiran benar-benar sebagai angka biasa yang hanya berguna bagi tukang catat imunisasi.  Sangat keramat bagi dukun pelet. Perlu kata para guru. Juga penting bagi pegawai pencatat akta lahir. Tak lebih. Namun di sebaliknya, ia sebagai penanda jejak kedewasaan, halte pemberhentian, fase tua memperingati sisa usia, juga bab dalam kitab peristiwa. Padanya, tersimpan banyak kenangan beraneka rupa. Luka, suka, lara, bahagia, lucu, pilu.

Tepatnya 4 february 1985, anakmudanya melihat dunia. Meski samar, yang ia sampaikan kali pertama adalah tangisan. Saat ini, sosok perempuan aquarius tersebut dapat giliran tarikh khusus (lagi). U L A N G T A H U N. Keren ya kalimatnya.

Awalnya, saya tak mengingat tanggal spesial ini kalau saja tak dikejutkan oleh adik-adik saya. Sebab saya sibuk dengan tulisan, sibuk mengejar mimpi dan cita-cita, dan terlalu sibuk dengan pikiran saya sendiri. Jadi perkara tanggal, biarlah para pegawai yang mengingatnya.

Mungkin bagi ramai pihak, tarikh lahir sangat penting untuk terlaksananya sebuah pesta atau pula mengidamkan bermacam hadiah dari rekan sejawat. Saya tak kisah terhadap niat semacam itu. Biarlah, mereka orang punya pemikiran dan hajat. Tak perlu repot-repot mengatai juga men-judge. Kita musti bertindak sesuai keinginan dan selera bukan? Sedangkan saya, tak begitu suka pesta. Saya tak suka keramaian. Tapi bila ingin memberi hadiah dan kejutan, saya ikhlas dan segera mengulurkan tangan.

Perlu bagi saya mengingat tarikh kelahiran, sebenarnya. Dengan mengingatnya, saya dipaksa merenungi masa lalu yang penuh jelaga. Dengan mengingatnya, saya diharuskan menciptakan kemajuan, prestasi, dan karya apa yang bisa saya persembahkan jelang sisa usia. Dengan mengingatnya, saya di-press agar lebih kaya, kuat, tangguh, dan bijak menapak dunia. Intinya, saya dipaksa berubah. Dipaksa pula membuat resolusi, kemudian tertatih-tatih mewujudkannya.

Hai usia, sudah 28 tahun rupanya. Waktu begitu cepat berlalu hingga tak sempat menghitungnya. Terkadang alpa bersyukur pada Dia yang telah memberi saya berkah dan anugerah yang tak terhingga. Lalai istighfar, gemar bermain-main dengan dosa, kerap rapuh sebab dibutakan oleh masalalu yang pahit bak empedu. (hiperbola sekali ya. Padahal di luar sana banyak yang hidupnya lebih sulit dari saya). Saya pikir, cukuplah semua kemalasan itu. Tak ada lagi cengeng, tak ada lagi putus asa, tak ada lagi bermuram durja. Walau apapun yang terjadi dalam hidup ini, saya harus semangat. Sebab semangat akan terus bergerak dalam diri, mengalir dalam tubuh, dan memberi kekuatan. Cukuplah kedunguan itu saya lakukan. Saya tak boleh kalah, tak boleh menyerah pada tiap rintangan. Ini hidup saya. Saya harus menjadi nakhoda yang super hebat untuk mengemudikan kapal di tengah amukan topan. Saya harus menjadi perempuan yang tak hanya pintar menari dalam hujan, tapi juga lihai menari dalam badai. Saya yakin saya bisa, sebab Allah selalu bersama saya.

Di hari ulangtahun ini, ada beberapa hal (utama) yang ingin segera saya wujudkan:

  1. Lanjut sekolah pasca sarjana
  2. Menjelajahi bumi Allah
  3. Menyelesaikan tulisan, kemudian tulisan menjadi buku
  4. Semoga lirik yang saya tulis segera menjadi lagu
  5. Membuat design baju
  6. Berbisnis
  7. Menulis skenario film
  8. Umroh
  9. Beli rumah dan mobil
  10. Mendirikan sekolah
  11. Membangun mesjid
  12. Menikah

Allah, bantu saya untuk fokus pada mimpi dan cita-cita. Aminn…